TUGAS 3 PROFESI KEPENDIDIKAN
GURU:
Ki Hajar Dewantara
sendiri dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan sikapnya dalam
melaksanakan pendidikan yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu
dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa
ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan
negara. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang
bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk
menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela
nusa dan bangsa.
Dengan kata lain, yang
diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau
figure keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Oleh
karena itu, nama Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang
mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar adalah
seseorang yang memiliki kelebihan di bidang keagamaan dan keimanan, sekaligus
masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Modelnya adalah Kyai Semar (menjadi
perantara antara Tuhan dan manusia, mewujudkan kehendak Tuhan di dunia ini).
Sebagai pendidik yang merupakan perantara Tuhan maka guru sejati sebenarnya
adalah berwatak pandita juga, yaitu mampu menyampaikan kehendak Tuhan dan membawa
keselamatan.
Guru yang efektif
memiliki keunggulan dalam mengajar (fasilitator); dalam hubungan (relasi dan
komunikasi) dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasi
dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite sekolah, pihak terkait);
segi administrasi sebagai guru; dan sikap profesionalitasnya. Sikap-sikap
profesional itu meliputi antara lain: keinginan untuk memperbaiki diri dan
keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman.
Maka penting pula
membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjunjung tinggi pekerjaan;
menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan untuk melayani
masyarakat. Dalam kaitan dengan ini penting juga performance/penampilan seorang
profesional: secara fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai
dan kerohanian serta mampu menjadi motivator. Singkatnya perlu adanya
peningkatan mutu kinerja yang profesional, produktif dan kolaboratif demi
pemanusiaan secara utuh setiap peserta didik.
Pendidikan menurut Ki
Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan
nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya
bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta
memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.
Upaya kebudayaan (pendidikan) dapat ditempuh dengan
sikap (laku) yang dikenal dengan Teori Trikon, yakni:
1. Kontinu
2. Konsentris
3. Konvergen
Pelaksanaan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
dapat berlangsung dalam berbagai tempat yang oleh beliau diberi nama Tri Sentra
Pendidikan, yaitu:
1. Alam keluarga
2. Alam perguruan
3. Alam pergerakan pemuda
2. Bidang Pengajaran
Pengajaran merupakan salah satu jalan pendidikan
yaitu suatu usaha memberi ilmu pengetahuan serta kepandaian dengan latihan-latihannya
yang perlu dengan maksud memajukan kecerdasan fikiran (intelek) serta
berkembangnya budi pekerti.
Ki Hajar Dewantara di bidang pengajaran meletakkan
konsep-konsep dasar pengajaran meliputi:
1. Teori dasar-ajar
2. Trisakti jiwa
3. Sistem among
TUT WURI HANDAYANI:
Pencetus semboyan TUTWURI HANDAYANI ialah Ki Hajar
dewantoro ( Raden Soewardi Soerjaningrat ).
Yang memiliki makna dari bahasa jawa yakni ;
"Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun
karso, tutwuri handayani "
Dengan artian ;
" Ing ngarso sung tulodho "
'Ing Ngarso' arti dari 'Di Depan'
'Sung Tulodho' arti dari 'Sebagai Contoh atau
panutan'
Dengan maksud artian ; "Seorang Guru di depan
adalah sebagai contoh atau panutan".
Sedangkan artian Guru sendiri penggalan dari
"Gugu lan di Tiru" dengan artian "Sebagai panutan dan di
tiru".
" Ing madyo mangun karso "
'Ing Madyo' arti dari 'Di Tengah'
'Mangun Karso ' arti dari 'Sebagai pelopor atau
pemra Karsa '
Dengan maksud artian ; " Bertindak sebagai guru
di tengah sebagai pelopor mencetuskan ide kepada murid-muridya".
" Tutwuri handayani "
"Tut wuri " artian makna " Dari
belakang "
"Handayani " artian makna " Berupaya
penuh memberi dorongan dan arahan"
Dengan maksud artian ; " Sebagai seorang guru
dari belakang berupaya penuh memberikan dorongan dan arahan kepada muridnya
".
Sedangkan makna dari logo itu sendiri yakni
BIDANG SEGI LIMA (Biru Muda) menggambarkan alam
kehidupan Pancasila.
SEMBOYAN TUT WURI HANDAYANI digunakan oleh Ki Hajar
Dewantara dalam melaksanakan system pendidikannya. Pencantuman semboyan ini
berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar
Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
BELENCONG MENYALA BERMOTIF GARUDA belencong
(menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang
kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.Burung Garuda (yang
menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa,
mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda
digambarkan masing-masing lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan
Pancasilais”.
BUKU merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
WARNA putih pada ekor dan sayap garuda dan buku
berarti suci, bersih tanpa pamrih.Warna kuning emas pada nyala api berarti
keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima
berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang
mendalam (pandangan hidup pancasila).
Sumber:
http://langkahkebebasan.blogspot.co.id/p/edukasi.html
http://tk-asmorobangun-4.blogspot.co.id/2013/09/logo-tutwuri-handayani.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar