TUGAS
13 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
MODEL
DAN METODE PEMBELAJARAN SENI RUPA
Model pembelajaran merupakan
pendekatan dalam mengelola kegiatan pembelajaran, dengan mengintegrasikan
komponen urutan kegiatan , cara mengorganisasi materi pelajaran dan
pembelajaran, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. (Atwi Suparman
97:157)
Peran seorang guru adala pemimpin dan fasilitator belajar,
mengajar bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran, tetapi suatu proses dalam
upaya membelajarkan para siswa. (Nana Sudjana, 1987)
Pengertian Seni
Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni
dengan media yang biasa ditangkap dengan mata dan dirasakan dengan rabaan.
Kesan ini diciptakan dengan mengolah garis, warna, bidang, volume, bentuk,
gelap terang dan tekstur dengan memperhatikan konsep – kosep dalam estetika.
Seni rupa dibedakan menjadi tiga kategori yaitu seni murni, seni kriya dan
desain. Seni murni diperuntukkan untuk kepentingan kepuasan ekspresi pribadai
sedangkan kriya dan desain menitikberatkan pada fungsi.
Pendidikan seni
Eisner (1972) dan Chapman (1978) mengatakan
bahwa, “arah atau pendekatan seni baiitu seni rupa, seni seni, seni tari
ataupun seni teater, secara umum dapat dipilah menjdua pendekatan, yakni seni
dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni”. Pertama seni dalam
pendidikan, secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak.
Maksudnya adalah, keahlian melukis, menggambar, menyanyi, menari, memainkan
seni dan keterampilan lainnya perlu ditanamkan kepada anak dalam rangka
pengembangan kesenian dan pelestarian kesenian. Seni dalam pendidikan ini
sejalan dengan konsep pendidikan yaitu sebagai proses pembudayaan yang dilakukan
dengan upaya mewariskan atau menanamkan nilai-nilai dari generasi tua kepada
generasi berikutnya (baca: guru kepada murid). Oleh sebab itu, seni dalam
pendidikan merupakupaya pendidik seni dan juga lembaga yang menaungi untuk
mewariskan, melestarikan, dan mengembangkan berbagai jenis kesenian yang ada
baik lokal maupun mancanegara.
Kedua, pendidikan melalui seni. Plato menyatakan bahwa seni
seharusnya menjaddasar pendidikan. Dari pendapat ini bisa dipahami bahwa
sesungguhnya seni atau pendidikan seni mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menunjang pendidikansecara umum.
Konsep pendidikan melalui seni juga dikemukan oleh Dewey
bahwa seni seharusnyamenjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya
untuk kepentingan seni itu sendiri. Maka melalui pendidikan melalui seni
tercapai tujuan pendidikan yaitu keseimbangan rasional dan emosional,
intelektual dan kesadaran estetis.Merujuk pada konsep pendidikan melalui seni,
maka pelaksanaannya lebih ditekankan pada proses pembelajaran dari pada produk.
Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar pendidikan seni
tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai memainkan alat seni, pandai
menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi
dan berkreativitas untuk menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional,
intelektual dan kesadaran estetis.
Kesenian daerah /
seni tradisional.
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang
menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/suku/bangsa tertentu. Tradisional
adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek
moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah
karena ketidamauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut. (wikipedia)
Metode merupakan kegiatan menata dan mengelola
pelaksanaanpengajaran yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi
antara siswa, guru dan sumber belajar.metode pengajaran membicarakan bagaimana
membelajarkan siswa sesuai dengan harapan – harapan dan mewujudkan perubahan
positif
Pengertian
Metode Penggajaran
Metode pengajaran membicarakan bagaimana
membelajarkan siswa sesuai dengan harapan-harapan dan mewujudkan perubahan
positif. Metode merupakan kegiatan menata dan mengelola pelaksanaan pengajaran
yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi antara siswa, guru, dan
sumber belajar. Pola ini dapat berupa pengalihan langsung pengetahuan atau proses-porses yang berkaitan dengan
pengajaran.
Pada kegiatan awal, proses pembelajaran diasumsikan
nihil. Melalui informasi, latihan dan keterampilan idiharapkan terjadi
perubahan peserta didik dalam segala aspek potensi yang dimilikinya. Untuk
itunperlu dilakukan teknik dan strategi pembelajaran yang tepat guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian tidak ada satu metode yang baik kecuali bila diguakan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang kondusif.
B. Tujuan Penggunaan Metode
Tujuan metodologi pengajaran adalah untuk
merencanakan dan melaksanakan cara-cara yang efektif untuk mencapai tujuan.
Dasar pemilihan metode yang tepat adalah atau cocok adalah relevansinya dengan
tujuan/sasaran yang dirumuskan. Ketepan memilik dan gunakan metode indikatornya
adalah kualitas hasil pembelajaran siswa dalam prose pembelajarannya.
Pembelajaran seni rupa/kerajinan tangan dapat
menggunakan metode metode yang telah dibahas seperti metode: ceramah,
demonstrasi, multimedia, slides, pameran, belajar partisipasi, diskusi,
demonstrasi, tugas/resitasi, training, kerja kelompok, kerja kreatif, metode
global, metode meniru/mencontoh, metode kritik seni.
C. Jenis Jenis Metode Pembelajaran Khusus Seni Rupa
Metode pembaljaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
sangatlah beragam, namun secara garis besar dari ragam metode yang ada dibagi
menjadi dua, yaitu metode untuk pembelajaran
teoretik dan metode untuk pembelajaran praktek. Hal ini ditegaskan
Sukmadinata (2004: 269-270) bahwa meteode pembelajaran dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1.
Pembelajaran teori
a)
Pembelajarn ekspositorik: ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
b)
Pembelajaran kegiatn kelompok:
diskusi, diskusi panel, kerja kelompok, simulasi, bermain peran, dan seminar)
c)
Pembelajaran berbuat (eksperimen, pengamatan, penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah).
2.
Pembelajaran praktek
a)
Pembelajaran praktek di sekolah
b)
Pembelajaran praktek di lingkungan kerja
Metode-metode di atas merupakan metode umum dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya dalam kesempatan ini akan dibahas metode
khusus dalam pembelajaran pendidikan seni rupa.
De Francesco (1958: 133-141) membagi Metode mengajar pendidikan seni rupa menjadi:
1.
Pengajaran Langsung (Directed Teaching)
2. Ekspresi
bebas (Free Expession)
3.
Pengjaran Inti (Core Teaching)
4.
Pengajaran berkorelasi (Correlated Teaching)
Pembahasan berikut merupakan bahasan secara khusus
mengenai metode-metode khusus dalam mengajar pendidikan seni rupa di sekolah,
yaitu: metode Ekspresi Bebas, metode Kerja Cipta, metode
Demonstrasi-Eksperimen, metode Mencontoh, metode Stick figur, metode Global, dan metode Kerja Kelompok.
Selain itu, pada bagian akhir juga diperkenalkan metode kritik seni sebagai
bekal dalam mengapresiasi karya seni
1. Metode
Ekspresi Bebas
Dalam jenjang pendidikan dasar, metode ini kadang-kadang disalahartikan
menjadi “menggambar bebas”, atau “menggambar sesuka hati”. Guru ada kalanya
hanya mengintruksikan kepada anak-anak untuk melakukan aktivitas tanpa arahan
dan tuntunan. Akibat yang terjadi adalah unsur ekspresi yang menjadi tuntutan
dari metode ini terabaikan karena anak sering menyimpang dari tuntutan menggambar ekspresi. Jika kondisi di atas
dibiarkan begitu saja maka dampak yang terjadi anak menjadi jenuh dan segan
untuk mengikuti mata pelajaran pendidikan seni rupa. Corak gambar anak menjadi
stereotype (bentuknya “begitu-begitu” saja, tak ada perkembangan). Objek gambar
juga tidak banyak bervariasi, pada umumnya berkutat pada
“sawah-gunung-matahari”.
Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu
cara untuk membelajarkan siswa agar dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk
karya seni rupa. Agar metode ekspresi bebas
dapat tercapai secara maksimal, maka perlu dilakukan:
A. Tawarkan
dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta.
B. Tetapkan
beberapa pilihan media/bahan yang cocok, misalnya cat air, oil pastel, tinta
bak, cat plakat dan sebagainya.
C. Jelaskan
jenis kertas serta alasan pemilihan kertas tersebut.
D. Jelaskan
bentuk kegiatan menggambar tersebut, apakah bentuk sketsa atau berbentuk
lukisan
Metode Ekspresi Bebas identik dengan metode
Ekspresi-Kreatif (Jefferson, 1980) atau Metode Kerja Cipta (Tambrin, 1991: 46).
Jenis metode ini merupakan bentuk lain dari metode
menggambar bebas yang disarankan oleh A.J Suharjo. Metode ini merupakan
pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap guru
yang bermaksud mengembangkan kreasi
siswanya untuk bebas berekspresi (free expression). Dengan cara ini guru
menjauhkan diri dari campur tangannya terhadap aktivitas yang dilakukan
siswanya.
Atas dasar tesebut metode ini sering dinamakan
Metode Ekspresi-Kreatif. Proses pelaksanaan metode ini berjalan secara informal
dalam dunia persekolahan. Kehadiran guru memiliki peranan sangat kecil bahkan
hampir-hampir tidak diperlukan. Kondisi
ini sangat berarti bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar,
namun bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, kondisi ini dapat
disalahgunakan untuk bermain-main. Kini mulai banyak dilakukan di
sanggar-sanggar melukis.
Di
sisi lain perlu disadari hakekat pendidikan yaitu “mengubah, membiasakan dan
mengarahkan” prilaku anak ke arah yang positif. Untuk itu tentunya dalam sistem
pendidikan memerlukan sejumlah piranti yang mengatur kegiatan tersebut. Guru
harus senantiasa menegakkan kebebasan yang bertanggung jawab.
Metode kerja cipta cipta dapat diterapkan dalam kegiatan menggambar
dekorasi, mendisain benda-benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya.
Dalam pelaksanaannya sebaiknya siswa ditunjang doleh keterampilan-keterampilan
dasar dan menengah, karena keterampilan mencipta merupakan tingkat keterampilan mencipta merupakan tingkat keterampilan lanjut yang matang (complex
adaptive skill).
Langkah-langkah kegiatan metode
kerja cipta sebagai berikut:
A. Guru
memberikan pengarahan yang berfokus pada kedudukan konsep dalam proses
kelahiran suatu karya.
B. Siswa
mencoba menuangkan suatu konsep pada disain gambar dekorasi, reklame atau
barang-barang kerajinan yang akan dibuat.
C. Selam
proses percobaan berjalan, guru menganjurkan agar sumbang saran antarsiswa
terjadi.
D. Guru
memberi sumbang saran, petunjuk dan pengarahan mengenai konsep yang
dikemukakannya serta memberi petunjuk dan jalan bagi para siswa yang mengalami
hambatan.
E. Selam
proses kerja mencipta berlangsung, keterampilan-keteramoilan dasar dan menengah
sudah harus betul-betul dikuasai sehingga proses kerja mencipta tidak terdapat
hambatan.
Sumber:
theroolfikry.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://ohanhandiyantomatematika.blogspot.co.id/2013/01/metode-pembelajaran-seni-rupa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar