Rabu, 28 Desember 2016




TUGAS 13 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK





MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN SENI RUPA

Model pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan pembelajaran, dengan mengintegrasikan komponen urutan kegiatan , cara mengorganisasi materi pelajaran dan pembelajaran, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. (Atwi Suparman 97:157)
Peran seorang guru adala pemimpin dan fasilitator belajar, mengajar bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran, tetapi suatu proses dalam upaya membelajarkan para siswa. (Nana Sudjana, 1987)
  Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang biasa ditangkap dengan mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah garis, warna, bidang, volume, bentuk, gelap terang dan tekstur dengan memperhatikan konsep – kosep dalam estetika. Seni rupa dibedakan menjadi tiga kategori yaitu seni murni, seni kriya dan desain. Seni murni diperuntukkan untuk kepentingan kepuasan ekspresi pribadai sedangkan kriya dan desain menitikberatkan pada fungsi.
  Pendidikan seni
Eisner (1972) dan Chapman (1978) mengatakan bahwa, “arah atau pendekatan seni baiitu seni rupa, seni seni, seni tari ataupun seni teater, secara umum dapat dipilah menjdua pendekatan, yakni seni dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni”. Pertama seni dalam pendidikan,  secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak. Maksudnya adalah, keahlian melukis, menggambar, menyanyi, menari, memainkan seni dan keterampilan lainnya perlu ditanamkan kepada anak dalam rangka pengembangan kesenian dan pelestarian kesenian. Seni dalam pendidikan ini sejalan dengan konsep pendidikan yaitu sebagai proses pembudayaan yang dilakukan dengan upaya mewariskan atau menanamkan nilai-nilai dari generasi tua kepada generasi berikutnya (baca: guru kepada murid). Oleh sebab itu, seni dalam pendidikan merupakupaya pendidik seni dan juga lembaga yang menaungi untuk mewariskan, melestarikan, dan mengembangkan berbagai jenis kesenian yang ada baik lokal maupun mancanegara.
Kedua, pendidikan melalui seni. Plato menyatakan bahwa seni seharusnya menjaddasar pendidikan. Dari pendapat ini bisa dipahami bahwa sesungguhnya seni atau pendidikan seni mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang pendidikansecara umum.
Konsep pendidikan melalui seni juga dikemukan oleh Dewey bahwa seni seharusnyamenjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya untuk kepentingan seni itu sendiri. Maka melalui pendidikan melalui seni tercapai tujuan pendidikan yaitu keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan kesadaran estetis.Merujuk pada konsep pendidikan melalui seni, maka pelaksanaannya lebih ditekankan pada proses pembelajaran dari pada produk. Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai memainkan alat seni, pandai menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan kesadaran estetis.
  Kesenian daerah / seni tradisional.
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/suku/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidamauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut. (wikipedia)


Metode merupakan kegiatan menata dan mengelola pelaksanaanpengajaran yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi antara siswa, guru dan sumber belajar.metode pengajaran membicarakan bagaimana membelajarkan siswa sesuai dengan harapan – harapan dan mewujudkan perubahan positif


 Pengertian Metode Penggajaran
Metode pengajaran membicarakan bagaimana membelajarkan siswa sesuai dengan harapan-harapan dan mewujudkan perubahan positif. Metode merupakan kegiatan menata dan mengelola pelaksanaan pengajaran yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar. Pola ini dapat berupa pengalihan langsung pengetahuan  atau proses-porses yang berkaitan dengan pengajaran.
Pada kegiatan awal, proses pembelajaran diasumsikan nihil. Melalui informasi, latihan dan keterampilan idiharapkan terjadi perubahan peserta didik dalam segala aspek potensi yang dimilikinya. Untuk itunperlu dilakukan teknik dan strategi pembelajaran yang  tepat guna mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian tidak ada satu metode yang baik kecuali bila diguakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif.

B. Tujuan Penggunaan Metode
Tujuan metodologi pengajaran adalah untuk merencanakan dan melaksanakan cara-cara yang efektif untuk mencapai tujuan. Dasar pemilihan metode yang tepat adalah atau cocok adalah relevansinya dengan tujuan/sasaran yang dirumuskan. Ketepan memilik dan gunakan metode indikatornya adalah kualitas hasil pembelajaran siswa dalam prose pembelajarannya.
Pembelajaran seni rupa/kerajinan tangan dapat menggunakan metode metode yang telah dibahas seperti metode: ceramah, demonstrasi, multimedia, slides, pameran, belajar partisipasi, diskusi, demonstrasi, tugas/resitasi, training, kerja kelompok, kerja kreatif, metode global, metode meniru/mencontoh, metode kritik seni.


C. Jenis Jenis Metode Pembelajaran Khusus Seni Rupa
Metode pembaljaran yang digunakan dalam proses pembelajaran sangatlah beragam, namun secara garis besar dari ragam metode yang ada dibagi menjadi dua, yaitu metode untuk pembelajaran  teoretik dan metode untuk pembelajaran praktek. Hal ini ditegaskan Sukmadinata (2004: 269-270) bahwa meteode pembelajaran dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1.        Pembelajaran teori
a)    Pembelajarn ekspositorik: ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
b)   Pembelajaran kegiatn kelompok:  diskusi, diskusi panel, kerja kelompok, simulasi,  bermain peran, dan seminar)
c)    Pembelajaran berbuat (eksperimen, pengamatan, penelitian sederhana, dan pemecahan masalah).
2.        Pembelajaran praktek
a)    Pembelajaran praktek di sekolah
b)   Pembelajaran praktek di lingkungan kerja
Metode-metode di atas merupakan metode umum dalam proses pembelajaran. Selanjutnya dalam kesempatan ini akan dibahas metode khusus dalam pembelajaran pendidikan seni rupa.
De Francesco (1958: 133-141) membagi  Metode mengajar pendidikan seni rupa menjadi:
1.    Pengajaran Langsung (Directed Teaching)
2.    Ekspresi bebas (Free Expession)
3.    Pengjaran Inti (Core Teaching)
4.    Pengajaran berkorelasi (Correlated Teaching)
Pembahasan berikut merupakan bahasan secara khusus mengenai metode-metode khusus dalam mengajar pendidikan seni rupa di sekolah, yaitu: metode Ekspresi Bebas, metode Kerja Cipta, metode Demonstrasi-Eksperimen, metode Mencontoh, metode Stick figur,  metode Global, dan metode Kerja Kelompok. Selain itu, pada bagian akhir juga diperkenalkan metode kritik seni sebagai bekal dalam mengapresiasi karya seni

1.      Metode Ekspresi Bebas
            Dalam jenjang pendidikan dasar, metode ini kadang-kadang disalahartikan menjadi “menggambar bebas”, atau “menggambar sesuka hati”. Guru ada kalanya hanya mengintruksikan kepada anak-anak untuk melakukan aktivitas tanpa arahan dan tuntunan. Akibat yang terjadi adalah unsur ekspresi yang menjadi tuntutan dari metode ini terabaikan karena anak sering menyimpang dari tuntutan  menggambar ekspresi. Jika kondisi di atas dibiarkan begitu saja maka dampak yang terjadi anak menjadi jenuh dan segan untuk mengikuti mata pelajaran pendidikan seni rupa. Corak gambar anak menjadi stereotype (bentuknya “begitu-begitu” saja, tak ada perkembangan). Objek gambar juga tidak banyak bervariasi, pada umumnya berkutat pada “sawah-gunung-matahari”.
Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk membelajarkan siswa agar dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa. Agar metode ekspresi bebas  dapat tercapai secara maksimal, maka perlu dilakukan:
A.    Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta.
B.     Tetapkan beberapa pilihan media/bahan yang cocok, misalnya cat air, oil pastel, tinta bak, cat plakat dan sebagainya.
C.     Jelaskan jenis kertas serta alasan pemilihan kertas tersebut.
D.    Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut, apakah bentuk sketsa atau berbentuk lukisan
Metode Ekspresi Bebas identik dengan metode Ekspresi-Kreatif (Jefferson, 1980) atau Metode Kerja Cipta (Tambrin, 1991: 46).
Jenis metode ini merupakan bentuk lain dari metode menggambar bebas yang disarankan oleh A.J Suharjo. Metode ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap guru yang bermaksud mengembangkan kreasi  siswanya untuk bebas berekspresi (free expression). Dengan cara ini guru menjauhkan diri dari campur tangannya terhadap aktivitas yang dilakukan siswanya.
Atas dasar tesebut metode ini sering dinamakan Metode Ekspresi-Kreatif. Proses pelaksanaan metode ini berjalan secara informal dalam dunia persekolahan. Kehadiran guru memiliki peranan sangat kecil bahkan hampir-hampir tidak  diperlukan. Kondisi ini sangat berarti bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar, namun bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, kondisi ini dapat disalahgunakan untuk bermain-main. Kini mulai banyak dilakukan di sanggar-sanggar melukis.
            Di sisi lain perlu disadari hakekat pendidikan yaitu “mengubah, membiasakan dan mengarahkan” prilaku anak ke arah yang positif. Untuk itu tentunya dalam sistem pendidikan memerlukan sejumlah piranti yang mengatur kegiatan tersebut. Guru harus senantiasa menegakkan kebebasan yang bertanggung jawab.
            Metode kerja cipta cipta dapat diterapkan dalam kegiatan menggambar dekorasi, mendisain benda-benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya sebaiknya siswa ditunjang doleh keterampilan-keterampilan dasar dan menengah, karena keterampilan mencipta merupakan tingkat  keterampilan mencipta merupakan tingkat  keterampilan lanjut yang matang (complex adaptive skill).
            Langkah-langkah kegiatan metode  kerja cipta sebagai berikut:
A.    Guru memberikan pengarahan yang berfokus pada kedudukan konsep dalam proses kelahiran suatu karya.
B.     Siswa mencoba menuangkan suatu konsep pada disain gambar dekorasi, reklame atau barang-barang kerajinan yang akan dibuat.
C.     Selam proses percobaan berjalan, guru menganjurkan agar sumbang saran antarsiswa terjadi.
D.    Guru memberi sumbang saran, petunjuk dan pengarahan mengenai konsep yang dikemukakannya serta memberi petunjuk dan jalan bagi para siswa yang mengalami hambatan.
E.     Selam proses kerja mencipta berlangsung, keterampilan-keteramoilan dasar dan menengah sudah harus betul-betul dikuasai sehingga proses kerja mencipta tidak terdapat hambatan.





Sumber: theroolfikry.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
               http://ohanhandiyantomatematika.blogspot.co.id/2013/01/metode-pembelajaran-seni-rupa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar