TUGAS 8 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN
SENI RUPA ANAK-ANAK
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Anak Sekolah Dasar (SD) berusia
sekitar 6 – 12 tahun sebagai masa sekolah, perlu didukung oleh
guru agar masa peka ini dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh para siswa . Tahap-tahap perkembangan
menggambar/seni rupa secara garis besar dapat dibedakan
dua tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan kelas III ditandai
dengan kuatnya daya fantasi-imajinasi, sedangkan
kelas IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya
kekuatan rasio.
Ada dua cara untuk memahami
perkembangan seni rupa anak-anak. Pertama, mengkaji
teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan
senirupa anak menurut para ahli. Kedua, mengamati dan mengkaji
karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya
anak berdasarkan rentang usia yang relevan dengan
teori yang telah kita pelajari. Melalui
kegiatan ini, diharapkan kita bisa memahami
perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.
II.
Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pembagian
masa/periodisasi dimaksudkan untuk
lebih mengenal karya
seni rupa anak dalam
hal melakukan kegiatan
dan penilaian. Pada
umumnya semua periodisai yang dikemukakan oleh para ahli memiliki kesamaan, misalnya
dimulai dari dua tahun.
Periodisasi
masa perkembangan seni rupa anak menurut Viktor
Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam:
Creative and Mental
Growth adalah
(1) Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
(2) Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
(3) Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
(4) Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
(5) Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) :
12-14 tahun
(6) Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak
diatas adalah sebagai berikut:
1. Masa
Mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
Goresan-goresan
yang dibuat anak
usia 2-3 tahun
belum menggambarkan suatu
bentuk objek. Pada
awalnya, coretan hanya
mengikuti perkembangan gerak motorik. Biasanya,
tahap pertama hanya
mampu menghasilkan goresan
terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan
motorik anak yang
masih mengunakan motorik
kasar. Kemudian, pada perekembangan berikutnya
penggambaran garis mulai
beragam dengan arah
yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis
melingkar.
Periode ini
terbagi ke dalam tiga tahap,
yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan terkendali, dan 3) corengan
bernama.
Ciri gambar
yang dihasilkan anak pada tahap corengan
tak beraturan adalah bentuk gembar
yang sembarang, mencoreng
tanpa melihat ke
kertas, belum dapat membuat corengan berupa lingkaran dan
memiliki semangat yang tinggi.
Corengan
terkendali ditandai dengan
kemampuan anak menemukan
kendali visualnya terhadap
coretan yang dibuatnya.
Hal ini tercipta
dengan telah adanya kerjasama antara
koordiani antara perkembangan
visual dengan perkembamngan motorik. Hal
ini terbukti dengan
adanya pengulangan coretan
garis baik yang
horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Corengan
bernama merupakan tahap
akhir masa coreng
moreng. Biasanya terjadi menjelang
usia 3-4 tahun,
sejalan dengan perkembangan
bahasanya anak mulai
mengontrol goresannya bahkan
telah memberinya nama, misalnya:
“rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal
ini dapat digunakan
oleh orang tua
atau guru pada
jenjang pendidikan usia dini
(TK) dalam membangkitkan
keberanianan anak untuk mengemukakan kata-kata
tertentu atau pendapat
tertentu berdasarkan hal
yang digambarkannya.
2. Masa
Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
Kecenderungan
umum pada tahap
ini, objek yang
digambarkan anak biasanya berupa
gambar kepala-berkaki. Sebuah
lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian
bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri
yang menarik lainnya
pada tahap ini
yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar
geometris untuk memberi
kesan objek dari
dunia sekitarnya. Koordinasi tangan
lebih berkembang. Aspek
warna belum ada
hubungan tertentu dengan objek,
orang bisa saja
berwarna biru, merah,
coklat atau warna
lain yang disenanginya.
Penempatan
dan ukuran objek
bersifat subjektif, didasarkan
kepada kepentingannya. Ini
dinamakan dengan “perspektif batin”. Penempatan objek dan
penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.
3. Masa
Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak
cenderung mengulang bentuk. Gambar
masih tetap berkesan
datar dan berputar
atau rebah (tampak
pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus
dengan badan jalan, bagian kiri rebah
ke kiri, bagian
kanan rebah ke
kanan). Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang
muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran
ruang bersifat subjektif,
tampak pada gambar
“tembus pandang” (contoh: digambarkan
orang makan di
ruangan, seakan-akan dinding
terbuat dari kaca). Gejala
ini disebut dengan
idioplastis (gambar terawang,
tembus pandang). Misalnya gambar
sebuah rumahyang seolah-olah
terbuat dari kaca
bening, hingga seluruh isi di dalam
rumah kelihatan dengan jelas.
4. Masa
Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
Pada
periode Realisme Awal,
karya anak lebih
menyerupai kenyataan. Kesadaran
perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka
menyatukan objek dalam
lingkungan. Perhatian kepada
objek sudah mulai rinci.
Namun demikian, dalam
menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai
sepenuhnya. Pemahaman warna
sudah mulai disadari. Penguasan
konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak
objek tidak lagi bertumpu
pada garis dasar,
melainkan pada bidang
dasar sehingga mulai ditemukan garis
horizon. Selain dikenalnya
warna dan ruang,
penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai
dikenal pada periode ini.
Ada
perbedaan kesenangan umum,
misalnya: anak laki-laki
lebih senang kepada menggambarkan
kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.
5. Masa
Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Pada
masa naturalisme semu,
kemampuan berfikir abstrak
serta kesadaran sosialnya makin
berkembang. Perhatian kepada
seni mulai kritis,
bahkan terhadap karyanya sendiri.
Pengamatan kepada objek
lebih rinci.
6. Masa
Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Pada
periode ini tumbuh
kesadaran akan kemampuan
diri. Perbedaan tipe individual makin
tampak. Anak yang
berbakat cenderung akan
melanjutkan kegiatannya
dengan rasa senang,
tetapi yang merasa
tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan
seni rupa, apalagi
tanpa bimbingan. Dalam
hal ini peranan guru banyak menentukan,
terutama dalam meyakinkan
bahwa keterlibatan manusia dengan seni
akan berlangsung terus
dalam kehidupan. Seni
bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan
seni dalam kehidupannya sehari-hari
PERKEMBANGAN SENI RUPA ANAK-ANAK MENURUT PARA AHLI:
SIR CYRIL:
Pendapat
Cyril Burt
· Usia 2 th : goresan tak terarah dalam menggores
dengan goresan lurus, membusur dengan arah sembarang seperti horisontal,
vertikal atau diagonal.
· Usia 3 th : goresan terarah dalam menggores yang
berupa goresan melingkar atau spiral.
· Usia 4 th : goresan intuitif yakni goresan dengan
bentuk tertentu yang diperoleh secara kebetulan.
· Usia 5 th : Goresan lokalisasi ialah goresan
melingkar, vertikal, horisontal dan diagonal dibuat mengelompok pada salah satu
bidang gambar, seperti bidang samping kiri, kanan, atas atau bawah
· Usia 6th : masa simbolisme deskriptif, seorang
anak menamai gambarnya, meskipun tidak mirip dengan bentuk aslinya.
· Usia 7-8 th merupakan masa realisme deskriptif.
Pada usia ini anak merasakan adanya kenyataan nyata dari apa yang dilihat,
tetapi belum mampu mengungkapkan dengan cara yang benar. Kenyataan itu ialah
segala benda dan machluk hidup keberadaannya dalam ruang dan kedalaman.
· Usia 9-10 th masa visual realisme, dimana anak
mampu menggambar bentuk dan warna obyek cenderung mirip aslinya., meskipun bila
diamati dengan cermat masih banyak ditemukan bagian-bagian gambar yang tidak
mirip dengan obyek aslinya.
· Usia 11 – 14 th. merupakan masa perwujudan dengan
ciri-ciri umum dengan gambar yang dibuat jauh lebih mirip dengan obyek
aslinya., meskipun dengan proporsi yang tidak tepat dengan obyek aslinya.
· Usia 15 -17 adalah masa revival, yakni masa anak
mencoba menggambar untuk menghidupkan kembali obyek yang pernah dilihatnya.
Ciri umum ialah pengungkapan dimensi ruang dan kedalaman menjadi usaha serius,
misalnya dengan memperhatikan terang gelapnya obyek jika ditimpa cahaya dari
arah sudut tertentu. Cara lain dengan menggambar benda dengan metode perspektif
paralel seperti metode isometri, dimetri atau kavalier. Beberapa anak bahkan
mampu menggambar obyek dengan metode menggambar perspektif dengan satu titik
lenyap, dua titik lenyap pada garis cakrawala.
VIKTOR LOWENFIELD & W.LAMBERT BRITTAIN:
Victor Lowenfeld membagi membagi perkembangan
menggambar anak-anak sbb:
· Masa ekspresi diri ( usia 2 th- 4 th)
Pada masa ini hasil menggambar mirip bentuk corengan
dari tahap menggambar menurut Cyril Burt.
· Masa pra bagan ( usia 5 th – 7 th).
Hasil gambar merupakan campuran perkembangan gambar
anak-anak pda masa lokalisasi, simbolisme deskriptif, dan masa realisme
deskriptif dari Cyril Burt.
· Masa bagan ( usia 8 th- 9 th)
Hasil gambar merupakan campuran perkembangan gambar
anak-anak pada masa realisme deskriptif dan visual realisme dari Cyril Burt.
· Masa realisme ( usia 10 th- 12 th)
Hasil gambar merupakan campuran perkembangan gambar
anak-anak pada masa realisme dan perwujudan dari Cyril Burt.
· Masa naturalisme semu ( usia 13 th- 14 th).
Hasil gambar merupakan campuran perkembangan gambar
anak-anak pada masa perwujudan dari Cyril Burt.
· Masa penentuan ( usia 15 th – 17 th).
Hasil gambar merupakan campuran perkembangan gambar
anak-anak pada masa revival dari Cyril Burt.
sumber:
http://helgapanda.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-seni-rupa-anak.html
http://teorisenigambar.blogspot.co.id/2008/10/pendahuluan_12.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar