Jumat, 12 Juni 2015

Tugas 12 Psikologi Seni

HAKI  dan HAK Paten

HAKI

Hak Kekayaan Intelektual, disingkat "HKI" atau akronim "HaKI", adalah padanan Hakata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

Jenis – Jenis Hak Kekayaan Intelektual
1.      Hak Cipta
2.      Hak Kekayaan Industr

Bidang HKI
Secara garis besar HKI dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
1.) Hak Cipta (copyright);
2) Hak kekayaan industri (industrial property rights), yang mencakup:
-Paten (patent); -Desain industri (industrial design); -Merek (trademark); -Penanggulangan praktek persaingan curang (repression ofunfair
competition); -Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design ofintegrated circuit); -Rahasia dagang (trade secret).
Sifat – sifat Hak Kekayaan Intelektual
1.      Mempunyai Jangka Waktu Tertentu atau Terbatas
Apabila telah habis masa perlindungan ciptaan maka ciptaan  atau penemuan tersebut menjadi milik umum.
2.      Bersifat Eklusif dan Mutlak
HAKI yang bersifat eklusif maksudnya adalah hak tersebut dapat dipertahankan terhadap siapapun . Pemilik hak dapat menuntut jika ada pelanggaran yang dilakukan siapapun .

·      




Hak Paten 
Paten merupakan suatu hak khusus berdasarkan Undang – Undang diberikan kepada si penemu atau menurut hukum pihak yang berhak memperolehnya.Paten dalam  Undang – Undan No. 14 tahun 2001 dirumuskan sebagai berikut :
1.      Paten adalah hak ekslusiif  yang diberikan Negara kepada investor atas hasil “ invensinya “ dibidang teknologi .
2.      Invensinya adalah ide inventor yang dituangkan dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi.
Hak paten bersifat ekslusif , sebab hanya inventor yang menghasilkan invensi yang dapat diberikan hak , namun ia dapat melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberi persetujuan pihak lain untuk melaksanakannya.


Tugas 11 Psikologi Seni

Fenomena Seni Rupa Anak – Anak

Kreativitas anak adalah kreativitas alamiah yang dibawa dari sejak lahir dan merupakan kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Kreativitas alami seorang anak. Seni untuk anak – anak sebagai alat ekspresi dan sebagai alat komunikasi. Kreativitas anak dapat dikembangkan dengan cara bermain untuk meningkatkan kreativitas seni rupa anak. Menurut, Sumanto  " kreativitas seni rupa adalah kemampuan menemukan , menciptakan, membuat, merancang ulang dan memadukan sesuatu gagasan baru maupun lama menjadi kombinasi baru yang divisualisasikan ke dalam komposisi suatu karya seni rupa dengan kemampuan terampil yang dimilikinya "..Pengembangan kreativitas bertujuan memberi kreaktivitas seni pada anak bukan melihat pada hasil akhir, namun lebih kepada membantu anak untuk terlibat dalam proses. 


Anak merupakan masa dimana imajinasi dibebaskan pada anak. Meraka akan mulai melakukan sesuatu dengan menggunakan tangannya. Pada permulaan kelahiran, indera pendengaran merupakan indera yang berfungsi paling awal. Setelah itu, secara berturut-turut indera penglihatan, peraba, pengecap, dan pembau. Kematangan merupakan salah satu yang menjadi pendorong kemampuan seorang manusia. Ketika tangan sudah berfungsi untuk memegang sesuatu, anak balita mulai memfungsikan alat tubuh tersebut. Biasanya dimulai dengan memasukkan semua benda yang bisa diarihnya ke dalam mulut. Selanjutnya mengetuk-ketukkan semua benda yang bisa dipegang untuk didengar suaranya. Sebagai latihan terakhir adalah latihan koordinasi antara penglihatan dengan gerak otot lengan dan tangannya, melalui kegiatan mencorat-coret (Jajang, 1992:

Tugas 10 Psikologi Seni

SENI RUPA BAHARI INDONESIA

Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atauhilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

1. Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.

2.  Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu.



ETNOMATEMATIKA:



Etnomatematika merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan tertentu (Yusuf dkk, 2010). Budaya yang dimaksud disini mengacu pada kumpulan norma atau aturan umum yang berlaku di masyarakat, kepercayaan, dan nilai yang diakui pada kelompok masyarakat yang berada pada suku atau kelompok bangsa yang sama (Hammond, 2000).
Istilah etnomatematika berasal dari kata ethnomathematics, yang terbentuk dari kata ethno, mathema, dan tics (Yusuf dkk, 2010) Awalan ethno mengacu pada kelompok kebudayaan yang  dapat dikenali, seperti perkumpulan suku di suatu negara dan kelas-kelas profesi di masyarakat, termasuk pula bahasa dan kebiasaan mereka sehari-hari. Kemudian, mathema disini berarti menjelaskan, mengerti, dan mengelola hal-hal nyata secara spesifik dengan menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mengurutkan, dan memodelkan suatu pola yang muncul pada suatu lingkungan. Akhiran tics mengandung arti seni dalam teknik.
Oleh karena tumbuh dan berkembang dari budaya, keberadaan etnomatematika seringkali tidak disadari oleh masyarakat penggunanya. Hal ini disebabkan, etnomatematika seringkali terlihat lebih “sederhana” dari bentuk forma matematika yang dijumpai di sekolah. Masyarakat daerah yang biasa menggunakan etnomatematika mungkin merasa tidak percaya diri dengan warisan nenek moyangnya, karena matematika dalam budaya ini, tidak dilengkapi definisi, teorema, dan rumus-rumus seperti yang biasa ditemui di matematika akademik.


Tugas 9 Psikologi Seni


Aliran – Aliran  Seni


Aliran - aliran seni Rupa
Berbagai aliran seni rupa antara lain :
  • Naturalis
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati .
  • Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat tertentu.Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan , kesedihan atau peristiwa yang memilukan.
  • Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema - tema yang fantastis , penuh khayal, atau petualangan para pahlawan purba.Juga banyak menampilkan berbagai perilaku karakter manusia yang dilebih - lebihkan.
  • Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejaek pada karya Claude Monet pada saat pameran di Prancis.Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan dalam bentuk yang smar dan warna yang kabur.
  • Ekspresionisme
Suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif.
Seni Tari
Seni tari adalah gerakan terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga atau tubuh, wirama atau irama, wirasa atau penghayatan, dan wirupa atau wujud. Tari adalah gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa substansi atau bahan baku tari adalah gerak; gerak yang terangkai sehingga memuat ritme dan waktu di dalam ruang. Dapat diartikan bahwa seni tari adalah pengungkapan lewat gerak yang distilir atau digayakan dan berkesinambungan yang di dalamnya terdapat unsur keindahan. Seni tari memiliki empat unsur keindahan, yaitu: wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa. Keempat unsur seni tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.
Wiraga adalah raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala, merupakan media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai dan digayakan sesuai dengan bentuk yang tepat. Misalnya seberapa jauh badan merendah, tangan merentang, kaki diangkat atau ditekuk, dan sebagainya. Wirama adalah ritme atau tempo atau seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat musik ritmis yang mengiringi, seperti gong, gendang, tifa, rebana, dan lain-lain.
Wirasa adalah perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan gerak. Keseluruhan gerak tersebut harus dapat menjelaskan jiwa dan emosi tarian. Seperti sedih, gembira, tegas, atau marah. Wirupa adalah rupa atau wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui warna, busana, dan rias yang disesuaikan dengan peranannya.
Seni Musik
  1.  .Musik klasik biasanya merujuk pada musik klasik eropa.
2. .Musik Populer
  •  Jazz
  • gospel
  • funk
  • rock 
  • metal
  • reggae
  • Hip hop
  • pop

Musik tradisional
contoh musik tradisional Indonesia adalah gambang kromong, mrawis, dan keroncong yang mendapat pengaruh dari luar.
Seni Teater
aliran aliran dalam teater :
  • Aliran Klasik
  • aliran romantik
  • aliran realisme
  • ekspresionisme
  • darma zaman kini
  • aliran absurd

Seni Sastra
beberapa aliran seni sastra :

  • melankholisme
  • ironisme
  • nihilisme
  • naturalisme
  • determinisme
  • simbiolisme
  • idealisme
  • heroisme
  • relegiusisme
  • transedetalisme
  • komedialisme

Tugas 8 Psikologi Seni

Berpikir Lateral

Berpikir kreatif bukan lah bakat tetapikemampuan yang dapat dipelajari dandilatih.Untuk mengembangkan kemampuanberpikir kreatif maka kita harus yakinbahwa kita adalah orng yang kreatif.
Dr. Edward de Bono mendefinisikanBERPIKIR sebagai "SUATU KETERAMPILANuntuk mendayagunakan KECERDASANberdasarkan PENGALAMAN" Keterampilan tersebut bisa dipelajaridenganLateralThinkingSixThinkingHats
Keterampilan memecahkan masalah adalah kemampuanseseorang untuk memecahkan masalah. Semakin banyakmasalah yang dipelajari siswa untuk dipecahkan dan semakinbanyak siswa harus berpikir untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam setiap permasalahan, selalu ada enam aspek sudutpandang atas permasalahan bersangkutan, yaitu aspekinformasi, aspek emosional, aspek kritis, aspek nilai positif, aspekproduktifitas, dan terakhir aspek fokus terhadap tujuan danmenyusun urutan pertimbangan masing-masing aspek pendapatatau sudut pandang untuk kemudian dapat ditemukankesimpulan. Kemampuan untuk berfikir kritis dan berfikir kreatif keduanyadiperlukan dalam melakukan pemecahan dan analisis masalah.
De Bono mendefinisikan berpikir lateral sebagai suatumetoda berpikir yang lebih menitik beratkan kepadaperubahan konsep dan persepsi.Berpikir lateralmerupakan sebuah landasan bahwa sesuatu tidakharus menjadi jelas dengan segera danmenghasilkan ide yang tidak dapat dihasilkandengan metoda berpikir tradisional. Lateral Thinking adalah cara berpikir modern denganmelihat masalah dan mendapatkan solusi dariberbagai arah, tidak hanya sama dengan pemikirankonvensional yang berpikir secara vertikal. LateralThinking™ menjadikan orang lebih kreatif danmenemukan lebih banyak solusi secaramenakjubkan.
Menyeleksi dan mendefinisikan fokusMengenerate ide (ide generation)Mengihtisiarkan ide-idePemilihan ide terbaik
Enam topi berpikir Edward de Bono, ada beberapa aktivitasstrategi yang ditempuh siswa untuk mencapai keberhasilan dalambelajar, dengan tujuan utama adalah kemampuan berpikir tingkattinggi. Keterlibatan siswa dalam proses belajar ini antara lainadalah :1) menggali informasi yang dibutuhkan2) mengajukan dugaan3) melakukan inkuiri4) membuat konjektur5) mencari alternatif6) menarik kesimpulan
Keenam aspek tersebut diumpamakan olehEdward De Bono sebagai enam topi denganwarna yang berbeda. Menurut De Bono (2005: 128)metafora topi dipakai untuk menggambarkankeenam aspek berpikir tersebut karena topimerupakan suatu yang dapat dipakai dandilepaskan dengan mudah, sebagaimana sebuahpendapat yang dapat dipakai atau dilupakanbegitu saja tanpa harus menimbulkan konflik sosial. The Six Thinking Hats merupakan penerapan dariLateral Thinking Dalam metode STH, seseorag tidak hanya dilatihuntuk berkonsentrasi menyelesaikan suatu masalahdalam sekuens waktu tertentu, tetapi jugadipersiapkan utuk dapat menerima danmenghargai pendapat orang lain.
Topi putih berarti fasilitator bersikap netral dan objektif.Fasilitator bersikap terbuka untuk menerima pengetahuandan pengalaman orang lain. Fasilitator mendorong pesertauntuk memahami fakta dan kebenaran secara bijaksana.Fasilitator mendorong para peserta untuk saling belajar danmenyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya kedalam topi. Saat pemimpin rapat atau diskusi mengatakan untuk“memakai topi putih”, maka setiap peserta diskusi ataurapat akan memfokuskan pikiran pada informasi yangberkaitan dengan permasalahan yang didapatkan.Informasi yang dimaksud bisa berkisar dari berbagai faktayang dapat dipastikan kebenarannya sampai informasiringan, seperti rumor dan pengalaman pribadi.
Topi merah berarti fasilitator menggunakan pendekatan emosi untukmenggugah perasaan dan semangat peserta. Fasilitator menggunakan intuisidan dan "prasangka" untuk memahami kesulitan atau hambatan yangdirasakan peserta dalam belajar, dengan tujuan meningkatkan keterlibatanpeserta. Setelah secara paralel (bersama-sama) mendiskusikan aspek informatif darisuatu permasalahan, kemudian setiap peserta diskusi secara bersama-samamengemukakan aspek intuitif dan emosional dari pendapatnya. Setiapperasaan yang berkaitan dengan satu gagasan atau ide diijinkan untukdikeluarkan secara bebas dalam sesi ini, misalkan “saya sama sekali tidakmenyukai gagasan ini”, “saya merasa gagasan ini tidak akan berhasil”, “nalurisaya mengatakan bahwa rencana ini sangat berbahaya” dan aspekemosional lainnya. Setelah setiap orang mengeluarkan aspek intuitif danemosionalnya terkait satu pendapat, dia tidak perlu memberikan alasan apapun, sebab menurut De Bono (2005: 131) “bahwa dalam banyak kasus alasan-alasan dibalik suatu perasaan tidak diketahui dengan jelas (seperti halnyaintuisi). Oleh karena itu, orang-orang akan merasa enggan mengemukakanperasaannya jika tidak dapat memberikan alasan. Jadi, alasan tidak perludiberikan, bahkan meski pun alasan itu diketahui”. Dan De Bono mengakuibahwa intuisi sering kali benar, namun tidak selalu.

Topi hitam berarti fasilitator bersikap "serius". Fasilitator tidaksertamerta menerima pendapat atau masukan dari orang lainmelainkan bersikap menolak terlebih dahulu, bersikap ragu-raguatau hati-hati, kemudian mencari tahu (eksplorasi) lebih jauh.Dalam mensikapi suatu persoalan, fasilitator menggunakan topihitam bukan untuk mencari argumentasi melainkan untukmemperhatikan atau "waspada" terhadap sesuatu hal yangdianggap negatif. Topi ini bisa berbahaya bila mendominasi atauterlalu sering digunakan.Topi hitam merupakan metafora untuk menggambarkan aspekkritis dari pemikiran yang hendak kita sampaikan. Berbagai aspekdipertimbangkan secara kritis saat peserta diskusi secara bersama-sama “memakai topi hitam” secara imajiner. Namun, De Bonomengingatkan, bahwa meski pun aspek berpikir ini merupakanyang paling penting, kita harus waspada, sebab penilaian kritisyang objektif bisa memicu perdebatan yang malah akan merusakharmoni sosial. Dalam sesi ini, setiap anggota diskusimempertimbangkan kesalahan, aspek negatif, potensi dankekurangan-kekurangan dari suatu ide atau pendapat.

Selasa, 14 April 2015

Tugas 7 Psikologi Seni

Pengelompokan Seni Rupa (Baru)

Kalau kita melihat teori lama tentang pembagian karya seni rupa sering tidak cocok dengan kondisi sekarang. Karena seni terapan dan seni murni sulit dibedakan pada jaman sekarang ini.

Jika kita masih ingin menggunakan teori lama maka akan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Kita harus terus mengupdate teori sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Dulu ada gerakan yang tidak membatasi antara seni terapan dengan seni modern, gerakan itu bernama gerakan seni rupa baru Indonesia. Karena sadar akan kondisi sekarang ini, jim s supangkat yang memotori gerakan itu berupaya menggabungkan semua jenis seni rupa. Mereka berpendapat bahwa teori seni rupa lama tidak cocok lagi digunakan untuk membahas karya seni rupa di jaman sekarang ini.

Jadi ketidak cocokan teori seni rupa lama diluruskan oleh anak-anak muda ITB yaitu dengan melahirkan gerakan seni rupa baru Indonesia itu.

Sulit membedakan antara seni rupa, karya seni patung, atau karya seni kriya, menyebabkan kita menjadi sulit ketika harus mengelompokkan berdasarkan teori seni rupa lama, maka karya-karya yang seperti itu muncul sebagai protes terhadap teori seni rupa lama yang terlalu kaku dengan pengertian-pengertian yang digunakan. Oleh karena itu di situ kita menemukan begitu banyak karya-karya baru yang sulit dikelompokkan, apakah termasuk kategori seni murni atau seni terap maupun desain. Atau mungkin ada jenis seni sendiri apakah itu patung, lukisan, atau grafis, dan sebagainya. Jadi banyak hal yang sangat memerlukan kajian baru untuk menyebut dan mengelompokkan karya-karya tersebut.


Seperti halnya batik, karyanya lebih banyak dikelompokkan pada seni terapan. Tetapi ketika teknik batik itu menjadi teknik melukis, maka kita akan sulit menyebut lukisan itu apakah termasuk seni terapan atau murni. Dan masih banyak lagi muncul karya-karya seperti itu. 

Tugas 6 Psikologi Sni

Pemetaan Seni Rupa


Pekota
Pedesa
Akademisi
Otodidak
Seniman
Pengrajin
Seni Murni
Seni Terapan
Seni Murni
Seni Terapan
1.       Lukisan
2.       Relief


3.       Mosaik


4.       Seni ukir
5.       Fotografi
6.       Patung
7.       Seni Kaligrafi


1.       Lukisan
2.       Patung

1.       Batik
2.           Kerajinan kayu

3.       Rumah adat
4.       Alat transportasi tradisional
5.       Seni tekstil
6.       Seni keramik
7.       Seni kriya

8.       Kerajinan sepatu kulit
9.       Gerabah
10.   Tenun



Tugas 5 Psikologi Seni

Seniman, Perajin (Pengrajin), dan Desainer


Seniman, pengrajin, dan desainer adalah orang yang melakukan kegiatan seni, tetapi kenapa sebutannya beda dan siapa yang memberikan pembagian sebutan itu, mari kita tinjau pada seni tradisi dan seni modern.

Tradisi (Pedesa)
1.            Dari desa
2.            Tidak pernah berteori, tapi punya teori
3.            Apapun yang dikerjakan pasti ada fisi dan tujuannya.

Sedangkan,
Modern (Pekota)
1.            Dari kota
2.            Berteori , menguasai teori yang ada/digunakan, yang berlaku sebagai pakem
3.            Bahwa kesenian itu dibagi seolah-olah ada dua blok. Dan mereka menyebutkan bahwa pelaku seni itu ada yang disebut seniman, ada yang disebut pengrajin

Orang-orang akademisi atau orang yang ahli dalam bidang seni mengatakan seniman dengan pengrajin itu beda. tetapi Orang-orang desa tidak pernah mempermasalahkan, bagi mereka berkarya itu adalah kegiatan sehari-hari. Tapi orang-orang kota menganggap itu profesi, oleh karena itu mereka tidak mau dipersamakan dengan orang desa.

Jadi kita harus tahu bahwa pada kenyataannya, seniman dan pengrajin sama, Cuma di dalam teori menyatakan seniman dan pengrajin itu beda. Ini menunjuk bahwa orang desa itu pengrajin, sebenarnya orang-orang desa tidak myebut dirinya pengrajin,tapi ditunjuk oleh orang-orang kota, dan orang-orang kota menganggap dirinya seniman.

Seniman dan pengrajin dilihat dari pekerjaan, seniman biasanya melukis, sedangkan pengrajin lebih mengarah ke kriya, seperti kriya kayu. Tetapi orang kota juga ada yang membuat apa yang dibuat oleh orang yang disebut sebagai pengrajin, seperti alat-alat keperluan kehidupan sehari-hari. Tetapi orang kota tidak mau disebut perajin, maka dari itu muncullah istilah desainer. Mereka lebih mengatakan ke merancang, seperti  merancang meja, merancang kursi, merancang alat-alat rumah tangga, dan lain sebagainya.


Senin, 30 Maret 2015

Tugas 4 Psikologi Seni

PAKEM

Pakem dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran, bukan metode atau strategi pembelajaran. Pendekatan dapat dimaknai sebagai cara pandang terhadap sesuatu, sedangkan metode adalah bagian dari pendekatan. Metode bisa berupa diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, penugasan, demonstrasi, eksperimen, karyawisata; dan kegiatannya bisa berupa siswa melakukan percobaan, wawancara, membuat denah, membaca peta, membaca dan menulis ragam teks, dan sebagainya. Semua ini dilakukan dengan cara mengaktifkan anak, mendorong munculnya kreativitas, dilaksanakan dalam suasana belajar yang menyenangkan, dan diharapkan mencapai hasil belajar yang efektif.

Pakem meliputi :

1.      Tata tertib

2.      Aturan

3.      Term of reference (sumber rujukan)

4.      Kesepakatan konvensi



Tata Tertib

Banyak sekali kossa kata dalam mempelajari ilmu bahasa Indonesia yang mengunakan gabungan-gabungan kata lama menjadi kata yang baru dengan arti yang baru pula, kosa kata dalam bahasa Indonesia selalu bertambah, pertambahan itu terjai melalui beberapa tahap, diantaranya
  1. Pembentukan kata yang menggunakan imbuhan-imbuhan baru
  2. Pengambilan apa adanya dari bahasa asing
  3. Penyesuaian ejaan/bunyi dari bahasa asing (adaptasi)
  4. Penerjemahan dari bahasa asing
  5. Kata hasil penyingkatan
Tata tertib merupakan kosakata yang terbentuk dengan mengunakan imbuhan-imbuhan baru, pada awalnya tat tertib berasal dari dua kata, yaitu kata “tata” yang artinya susunan, peletakan, pemasangan, atau bisa disebut juga sebagai ilmu, contohnya, tata boga, tata graham, dan lain sebagainya. Dan kata yang kedua adalah kata “tertib” yang artinya teratur, tidak acak-acakan, rapih. Dalam kosakata bahasa Indonesia kata “tata tertib” mempunyai pengertian yang baru, tapi masih aa keterkaitan dengan arti dari kedua kata tersebut, jadi kosakata tata tertib artinya adalah sebuah aturan yang dibuat secara tersusun dan teratur, serta saling berurutan, denga tujuan semua orang yang melaksanakan peratauran ini melakukannya sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat.


Aturan

Berikut ini adalah pengertian dan definisi peraturan:

# TIM GRASINDO
Peraturan merupakan patokan untuk menilai apakah sebuah aktivitas itu dimulai dengan baik

# LYDIA HARLINA MARTONO
Peraturan merupakan pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur. Jika tidak terdapat peraturan, manusia bisa bertindak sewenang-wenang, tanpa kendali, dan sulit diatur

# JOKO UNTORO & TIM GURU INDONESIA
Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan dilaksanakan. Jasi, kita harus menaati peraturan agar semua menjadi teratur dan orang akan merasa nyaman

Peraturan adalah tindakan yang harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan


# M. HASAN
Peraturan adalah ketentuan yang digunakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam sebuah masyarakat

# I WAWANG SETYAWAN
Peraturan adalah suatu hal yang sangat mutlak dan bersifat membatasi ruang gerak atau "kemerdekaan" setiap individu

# MARIA FARIDA INDRATI S
Peraturan adalah keputusan yang bersifat mengatur

# LYDIA HARLINA MARTONO, SATYA JOEWANA, VENUS KHASANAH
Peraturan adalah cara membangun norma masyarakat sebagai pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur

# KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Peraturan adalah ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuai dan diterima: setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang berlaku; atau ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu


Term of reference

Term of reference (sumber rujukan) adalah segala batasan yang berguna untuk setiap pengisi (pemateri/pembicara) agar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh yang menanganinya.


Kesepakatan

Kesepakatan atau konvensi terjadi ketika kita membuat suatu aturan dan diikuti oleh sekelompok orang. Kesepakatan tidak berdiri sendiri, kesepakatan muncul dilatari oleh banyak hal. Bisa dari filsafat, pengalaman, kearipan terhadap lingkungan, dan lain sebagainya.
Dari ke empat jenis pakem tersebut, bias saja berubah melalui 2 hal, yaitu:

a.       Seni tradisi

b.      Seni moderen

Seni tradisi  ini biasanya terpegang erat oleh budaya jaman dulu, dan semua itu sangat dipegang erat oleh pelaku seninya. Namun bisasaja berubah secara lambat dengan berjalannya waktu dan kondisi, yang menandai kondisi tersebuat adalah  pakem, tampilan,  pendukung.


Sumber Referensi :


Senin, 23 Maret 2015

Tugas 3 Psikologi Seni

Proses Pengelolaan Kegitan Seni

Ada beberapa hal yang harus dilalui dam Kegiatan seni, yaitu penggubahan, penikmatan, penilaian, dan mengetahui karakteristik kegiatan seni (seni rupa, seni musik, seni teater, seni sastra, seni tari).

Tuhan telah menciptakan dunia ini beserta isinya, kita sebagai manusia hanya bisa memanfaatkan semua itu menjadi karya seni. Kita hanya bisa menggubah, merumuskan, mengaplikasikan benda-benda alam menjadi sebuah karya. Ada hal-hal yang melatari orang melakukan penggubahan karya seni, diantaranya :

-          dari pengalaman,

-          karena terinspirasi karya-karya seniman atau orang lain,

-          atau karena referensi dari buku atau film dan lain sebagainya.

Kreatifitas itu bisa di latih oleh setiap orang tapi tidak semua orang bisa melakukan penggubahan, karena tidak semua orang bisa menjadi seniman. Penggubahan itu berawal dari imajinasi seseorang yang ingin disalurkan dalam bentuk karya.

Karya seni itu tidak semata-mata hanya untuk kita nikmati sendiri, karena sebenarnya seni itu adalah mengomunikasikan ide-ide kita kepada orang lain. Misalnya kita bisa menyampaikannya dalam bentuk pameran. Sehingga orang-orang juga bisa menikmati apa yang kita rasakan dalam menggubah karya seni. Gelombang penikmat dengan karya seni harus ada kecocokan supaya bisa menikmati karya lebih dalam lagi.

Jika seseorang yang memiliki kemampuan seni menikmati karya maka akan muncul penilaian. Orang – orang yang melakukan itu biasa disebut kritikus. Kritikus juga penting dalam kegiatan seni, karena kritikus adalah orang yang menjebatani antara penikmat dengan karya seni, dan juga menentukan suatu karya itu bisa menjadi mahal. Semua orang bisa menjadi kritikus, karena kritik terhadap seni itu sangat penting.

Seni juga bisa untuk investasi di jaman yang modern ini, karena seni tidak mungkin hanya untu kita nikmati saja. Jika kita sudah terkenal dan lukisan-lukisan kita berharga tinggi, pasti akan menjadi investasi yang sangat menjanjikan.

Secara umum seni yang bisa menghasilkan karya sendiri atau pribadi adalah seni rupa, contohnya seni lukis, kita tidak mungkin membuat secara bersamaan. Sedangkan seni yang lain, seperti seni musik pasti akan dilakukan oleh beberapa orang, karena tidak mungkin seorang penyanyi bisa tampil maksimal tanpa diiringi musik.


Selasa, 03 Maret 2015

Tugas 2 Psikologi Seni


Landasan Penggubahan Karya Seni

 

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penggubahan karya seni, yaitu :

  • Rasa
  • Pikir
  • Kesadaran lingkungan

Kalau tidak ada rasa bagaimana kita bisa berkarya, rasa itu adalah jiwa yang akan disampaikan di dalam karya seni. Jika kita mengerjakannnya dengan penuh perasaan dan sungguh-sungguh karya itu akan menjadi karya seni yang luar biasa.

Begitu juga dengan pikir, dalam menentukan komposisi, warna, bentuk pikir sangat berperan. Bagaimana merumuskannya menjadi karya yang enak dipandang itu juga butuh pemikiran, tidak dengan rasa saja.

Disamping berkarya seni jangan sampai kita melupakan lingkungan, jangan sampai kesenian itu berdampak tidak baik pada kelestarian lingkungan. Maka dari itu ketiga hal itu sangat berperan dalam penggubahan karya seni menjadi karya yang bagus.

Mengapa disebut pengubahan bukan penciptaan, karena kita hanya memperbaharui yang sudah ada yaitu ciptaan Tuhan.

Beralih ke karya seni, biasanya kita sering terburu-buru dalam mengerjakan karya seni, ingin supaya karyanya cepat selesai karena waktunya sudah mepet. Hal itu terjadi karena kita tidak memanfaatkan waktu luang kita untuk berkarya, tapi malah melakukan hal-hal yang tidak penting atau bermalas-malasan. Jadi supaya hasilnya maksimal manfaatkanlah waktu luang itu dengan sebaik-baiknya sehingga kita bisa tenang dalam bekerja.

Dijaman globalisasi ini, sesuatu yang cepat/instan itu sangat disukai manusia. Apakah sesuatu yang dilakukan atau dibuat serba instan akan menghasilkan hasil yang optimal? Kelihatannya bisa ya, bisa juga tidak.

Benar proses secara instan dengan memilih pesawat daripada menggunakan kendaraan darat atau laut untuk mempercepat tiba di tujuan. Itu adalah salah satu bukti perlunya pilihan instan yang tepat agar bisa tiba di tujuan dengan segera.

Benar juga, tak perlu lagi menunggu tiga hari lamanya membuat pas foto untuk berbagai keperluan seperti jaman tempo deoloe, sekarang bisa langsung jadi dalam proses 5 menit saja. Itu adalah salah satu bukti perlunya hasil instan.

Tentu masih banyak lagi fasilitas dan layanan instan yang hanya memerlukan proses singkat tapi hasilnya memuaskan, cepat dan tepat.

Akan tetapi di sudut lain, ada juga proses dan hasil instan yang ternyata TIDAK memberikan dampak yang memuaskan.

Lihat saja proses penggemblengan atlit secara instan, hasilnya tidaklah optimal. Lihatlah proses penyiapan arena olah raga secara isntan seperti pembangunan aneka arena olah raga pada saat PON di Riau yang baru saja berlalu, banyak ditemukan fasilitas tempat arena pertandingan yang tidak dapat bekerja atau berfungsi secara optimal.

Lihat juga persiapan anak sekolah yang belajar secara instan menjelang ujian nasional, tak akan menghasilkan nilai yang memuaskan. Masih banyak lagi contoh lainnya yang tak dapat disebutkan satu per satu pada tulisan ini.

Jika melihat pada tujuan diciptakannya teknologi dan fasilitas lebih modern untuk (salah satunya) adalah memperoleh percepatan dan kecepatan, apakah ini juga yang membuat sejumlah orang Indonesia (mungkin juga termasuk penulis) menginkan sesuatu secara instan?

Lihatlah kembali pada sejumlah orang yang menginginkan tujuannya serba instan dengan cara yang tidak elegan dalam contoh yang tak pantas ditiru  di bawah ini :

  • Ingin lekas kaya? Lakukan korupsi atau masuklah Koperasi Langit Biru dan sejenis dengannya.
  • Ingin dipermudah dalam suatu proses?  Lakukan suap
  • Ingin lekas untung? Mark Up saja harganya atau kurangi saja timbangannya atau takarannya.
  • Ingin lekas kenyang? Konsumsi lah mie instan atau fast food yang serca cepat saji.
  • Ingin memperoleh kekuasan atau jabatan? Lakukan protes dengan menjilat atasan.
  • Ingin menghancurkan karier teman sepekerjaan? Lakukan gosip dan fitnah serta aneka pembusukan setiap hari.
  • Ingin menjatuhkan atasan? Lakukan pembangkangan.
  • Ingin lekas kawin? Pergi ke dukun.
  • Inign menghilangkan jiwa seseorang di depan umum? Lakukan amukan massa secara terbuka.
  • Ingin lulus UN? Cari bocoran atau bocorkan kunci jawabannya.
  • Ingin menang pemilu? Siapkan tim yang mempunyai jaringan dan teknologi memanipulasi suara.
  • Ingin pintar bermain sepakbola? Bermainlah futsal sesering mungkin.
  • Ingin bagus dan pintar bernyanyi? Berkaraokelah setiap hari.
  • Inngin membuat kapal cepat dan canggih? Buatlah dengan peralatan dan cara-cara yang sederhana serta konvensional hingga mengabaikan keselamatan dalam bekerja dan akhirnya terbakarlah kapal itu.
  • Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kamis, 26 Februari 2015

Tugas 1 Psikologi Seni


Psikologi Seni


Psikologi dan seni sangat berhubungan erat, ketika kita berkarya ide-ide itu akan keluar dari jiwa kita, dimana jiwa itu adalah bagian dari psikologi. Nah seni itulah hasil dari proses hubungan jiwa dan fisik.

Psikologi : Psyche (Jiwa) + Phisic (fisik)

Pada tahun 1990-an ini, sebagaimana diung­kapkan John Naisbitt dan Patricia Aburde­ne dalam best-seller Megatrends 2000, seni semakin memasyarakat. Naisbitt dan Aburdene menyebutnya Dasawarsa Renaissans dalam Seni. Semakin populernya seni dalam kehi­dupan masyarakat dapat membuka wawasan baru tentang kegunaan seni. Seni tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan (bagi penikmat atau konsumen seni) atau wadah untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, atau persepsi seseorang (bagi pen­cipta karya seni). Lebih dari itu, seni dapat dipakai seba­gai terapi bagi penderita gangguan kejiwaan. Peng­gunaan seni dalam psikoter­api merupakan salah satu titik temu psikologi dengan seni.

Pemanfaatan seni se­bagai terapi ini dilatar-bela­kangi oleh semakin kompleksnya permasalahan ma­nusia moderen. Kehidupan moderen yang ditandai oleh kompetisi yang terkadang ta' mengenal rasa kemanusiaan sering terjadi dalam kehi­dupan ini. Karena kerasnya kehidupan itulah, maka bermunculan berbagai bentuk gangguan kejiwaan, seperti stres, de­presi, alienasi (keterasingan); kehilangan makna hidup, dan sebagainya. Adanya prob­lem-problem manusia moderen itu di satu sisi dan adanya kemungkinan memanfaatkan karya-karya seni dalam upaya penyembuhan gangguan kejiwaan manusia moderen di sisi lain mendorong lahirnya apa yang disebut sebagai terapi seni.