Selasa, 14 April 2015

Tugas 7 Psikologi Seni

Pengelompokan Seni Rupa (Baru)

Kalau kita melihat teori lama tentang pembagian karya seni rupa sering tidak cocok dengan kondisi sekarang. Karena seni terapan dan seni murni sulit dibedakan pada jaman sekarang ini.

Jika kita masih ingin menggunakan teori lama maka akan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Kita harus terus mengupdate teori sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Dulu ada gerakan yang tidak membatasi antara seni terapan dengan seni modern, gerakan itu bernama gerakan seni rupa baru Indonesia. Karena sadar akan kondisi sekarang ini, jim s supangkat yang memotori gerakan itu berupaya menggabungkan semua jenis seni rupa. Mereka berpendapat bahwa teori seni rupa lama tidak cocok lagi digunakan untuk membahas karya seni rupa di jaman sekarang ini.

Jadi ketidak cocokan teori seni rupa lama diluruskan oleh anak-anak muda ITB yaitu dengan melahirkan gerakan seni rupa baru Indonesia itu.

Sulit membedakan antara seni rupa, karya seni patung, atau karya seni kriya, menyebabkan kita menjadi sulit ketika harus mengelompokkan berdasarkan teori seni rupa lama, maka karya-karya yang seperti itu muncul sebagai protes terhadap teori seni rupa lama yang terlalu kaku dengan pengertian-pengertian yang digunakan. Oleh karena itu di situ kita menemukan begitu banyak karya-karya baru yang sulit dikelompokkan, apakah termasuk kategori seni murni atau seni terap maupun desain. Atau mungkin ada jenis seni sendiri apakah itu patung, lukisan, atau grafis, dan sebagainya. Jadi banyak hal yang sangat memerlukan kajian baru untuk menyebut dan mengelompokkan karya-karya tersebut.


Seperti halnya batik, karyanya lebih banyak dikelompokkan pada seni terapan. Tetapi ketika teknik batik itu menjadi teknik melukis, maka kita akan sulit menyebut lukisan itu apakah termasuk seni terapan atau murni. Dan masih banyak lagi muncul karya-karya seperti itu. 

Tugas 6 Psikologi Sni

Pemetaan Seni Rupa


Pekota
Pedesa
Akademisi
Otodidak
Seniman
Pengrajin
Seni Murni
Seni Terapan
Seni Murni
Seni Terapan
1.       Lukisan
2.       Relief


3.       Mosaik


4.       Seni ukir
5.       Fotografi
6.       Patung
7.       Seni Kaligrafi


1.       Lukisan
2.       Patung

1.       Batik
2.           Kerajinan kayu

3.       Rumah adat
4.       Alat transportasi tradisional
5.       Seni tekstil
6.       Seni keramik
7.       Seni kriya

8.       Kerajinan sepatu kulit
9.       Gerabah
10.   Tenun



Tugas 5 Psikologi Seni

Seniman, Perajin (Pengrajin), dan Desainer


Seniman, pengrajin, dan desainer adalah orang yang melakukan kegiatan seni, tetapi kenapa sebutannya beda dan siapa yang memberikan pembagian sebutan itu, mari kita tinjau pada seni tradisi dan seni modern.

Tradisi (Pedesa)
1.            Dari desa
2.            Tidak pernah berteori, tapi punya teori
3.            Apapun yang dikerjakan pasti ada fisi dan tujuannya.

Sedangkan,
Modern (Pekota)
1.            Dari kota
2.            Berteori , menguasai teori yang ada/digunakan, yang berlaku sebagai pakem
3.            Bahwa kesenian itu dibagi seolah-olah ada dua blok. Dan mereka menyebutkan bahwa pelaku seni itu ada yang disebut seniman, ada yang disebut pengrajin

Orang-orang akademisi atau orang yang ahli dalam bidang seni mengatakan seniman dengan pengrajin itu beda. tetapi Orang-orang desa tidak pernah mempermasalahkan, bagi mereka berkarya itu adalah kegiatan sehari-hari. Tapi orang-orang kota menganggap itu profesi, oleh karena itu mereka tidak mau dipersamakan dengan orang desa.

Jadi kita harus tahu bahwa pada kenyataannya, seniman dan pengrajin sama, Cuma di dalam teori menyatakan seniman dan pengrajin itu beda. Ini menunjuk bahwa orang desa itu pengrajin, sebenarnya orang-orang desa tidak myebut dirinya pengrajin,tapi ditunjuk oleh orang-orang kota, dan orang-orang kota menganggap dirinya seniman.

Seniman dan pengrajin dilihat dari pekerjaan, seniman biasanya melukis, sedangkan pengrajin lebih mengarah ke kriya, seperti kriya kayu. Tetapi orang kota juga ada yang membuat apa yang dibuat oleh orang yang disebut sebagai pengrajin, seperti alat-alat keperluan kehidupan sehari-hari. Tetapi orang kota tidak mau disebut perajin, maka dari itu muncullah istilah desainer. Mereka lebih mengatakan ke merancang, seperti  merancang meja, merancang kursi, merancang alat-alat rumah tangga, dan lain sebagainya.